29 Oktober 2009

Sebanyak 15 Ribu Alkitab Asal Indonesia Disita Pihak Malaysia

Pemerintah Malaysia menyita lebih dari 15.000 Alkitab yang diimpor dari Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.

Pasalnya, dalam Alkitab berbahasa Indonesia tersebut, terdapat kata “Allah” sebagai terjemahan dari “God”. Terjemahan semacam itu dilarang di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam tersebut.


Pendeta Hermen Shastri, Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Malaysia, Kamis, 29 Oktober 2009, mengatakan, otoritas menyita bukti pengiriman 10.000 kopi Alkitab yang dikirim dari Jakarta ke Kuching, negara bagian Sarawak pada 11 September lalu. Penyitaan dilakukan karena dalam Alkitab berbahasa Indonesia tersebut, terdapat kata “Allah”.


Sekitar 5.100 Alkitab yang diimpor dari Indonesia, juga disita pada Maret lalu. Ini menurut seorang anggota Masyarakat Alkitab Malaysia yang meminta agar namanya tidak disebutkan. Seorang pejabat departemen dalam negeri mengaku tidak mengetahui mengenai penyitaan tersebut.


Dugaan penyitaan ini menyalakan lagi keluhan dari kelompok minoritas agama yang mengklaim bahwa hak mereka untuk menjalankan kepercayaan mereka terancam karena pemerintah lebih condong ke kelompok mayoritas.


Malaysia melarang penggunaan kata “Allah” oleh kaum non-muslim dalam teks-teks agama mereka dengan alasan kata itu bersifat Islami dan bila digunakan oleh non-muslim bisa membuat kaum muslim marah. Sekitar 60 persen dari 28 juta warga Malaysia adalah keturunan Melayu muslim. Sedangkan 25 persennya adalah etnis China dan 8 persennya adalah etnis India. Banyak dari warga etnis China dan India beragama Kristen.


Gereja Katolik Roma mencoba melawan kebijakan tersebut melalui pengadilan. Menurut Gereja Katolik, peraturan tersebut tidak konstitusional dan mendiskriminasi umat yang berdoa menggunakan bahasa Melayu. Kasus ini masih berada dalam tahap awal yakni sidang dengar selama hampir dua tahun.


Shastri mengetakan, Gereja khawatir bila penyitaan Alkitab ini terus berlangsung. “Bagi sebagian besar umat Kristiani, ini bukan sebuah isu untuk menentang pemerintah. Hanya saja mereka sudah menggunakan kata “Allah” untuk waktu yang sangat lama,” kata Shastri. Pejabat Gereja mengatakan, kata “Allah” tidak eksklusif milik Islam, tetapi merupakan kata dari bahasa Arab yang muncul jauh sebelum agama Islam lahir.


Sebelum kasus penyitaan Alkitab ini, Malaysia sudah mengalami sejumlah konflik agama, antara lain aksi protes umat Hindu karena beberapa kuil Hindu dirobohkan oleh otoritas Malaysia.



• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar