Kisah mengenai Atlantis, benua yang hilang, untuk sebagian orang dianggap sebagai dongeng. Tetapi ada juga yang meyakini bahwa Atlantis nyata. Bagi para arkeolog dan oceanografer, Benua Atlantis adalah obyek yang menarik untuk diteliti.
Banyak ilmuwan berpendapat bahwa letak benua Atlantis adalah di Samudera Atlantik. Atlantis adalah sebuah benua yang legendaris, yang digambarkan oleh filsuf Yunani kuno Plato sebagai benua dengan peradaban tinggi.
Plato mengatakan bahwa ketika zaman es berakhir yakni sekitar 11.600 tahun silam, Benua Atlantis tenggelam dan penghuninya menyebar ke berbagai penjuru dunia. Diyakini, mereka menciptakan keragaman budaya dan bahasa pada masyarakat lokal yang disinggahinya dalam tempo cepat yakni 3.500 sampai 5.000 tahun lampau. Kini rumpun Austronesia menempati separuh muka bumi.
Para peneliti AS menyatakan bahwa Atlantis adalah Indonesia. Mereka berpendapat bahwa dulunya Atlantis adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land, suatu pulau dimana kini ditempati Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.
Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Umar Anggara Jenny, mengatakan bahwa sebuah simposium internasional mengenai Benua Atlantis yang diadakan di Solo menghasilkan sebuah hipotesis bahwa penduduk Pulau Natuna-Riau memiliki gen yang mirip dengan bangsa Austronesia tertua. Bangsa Austronesia tertua diyakini sebagai penghuni Benua Atlantis. Hipotesa bahwa Indonesia adalah Atlantis masa kini masih menjadi perdebatan para ahli.
Lebih lanjut Umar mengatakan bahwa dalam dua dekade terakhir diperoleh banyak temuan penting mengenai penyebaran dan asal usul manusia. Salah satu temuan penting ini adalah hipotesa adanya sebuah pulau besar di Laut Cina Selatan yang tenggelam setelah zaman es.
Umar mengatakan, dominasi Austronesia sebagai rumpun bahasa besar merupakan sebuah fenomena penting dalam sejarah manusia. Rumpun ini memiliki sebaran yang paling luas, mencakup lebih dari 1.200 bahasa yang tersebar dari Madagaskar hingga Pulau Paskah. Bahasa tersebut kini dituturkan oleh lebih dari 300 juta orang.
Pertanyaannya adalah, dari mana asal-usul Bangsa Austronesia? Mengapa wilayah penyebarannya begitu meluas dan cepat yakni dalam 3500-5000 tahun yang lalu? Bagaimana cara mereka beradaptasi sehingga memiliki keragaman budaya yang tinggi, tutur Umar.
Salah satu teori, menurut Harry Truman, Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), menyatakan bahwa penutur bahasa Austronesia berasal dari Sunda Land yang tenggelam di akhir zaman es. Populasi proto-Austronesia menyebar hingga ke Asia daratan hingga ke Mesopotamia, mempengaruhi penduduk lokal dan mengembangkan peradaban. ”Tapi ini masih diperdebatan," lanjutnya.
Bagi Anda yang ingin melihat foto-foto bawah laut yang diduga Benua Atlantis, Anda bisa mencarinya dengan bantuan Google Ocean. Google Ocean memungkinkan Anda untuk melihat gunung berapi bawah laut, menonton video tentang kehidupan laut yang eksotis, atau menikmati ekspedisi sejarah laut.
• beritaNEWS
Banyak ilmuwan berpendapat bahwa letak benua Atlantis adalah di Samudera Atlantik. Atlantis adalah sebuah benua yang legendaris, yang digambarkan oleh filsuf Yunani kuno Plato sebagai benua dengan peradaban tinggi.
Plato mengatakan bahwa ketika zaman es berakhir yakni sekitar 11.600 tahun silam, Benua Atlantis tenggelam dan penghuninya menyebar ke berbagai penjuru dunia. Diyakini, mereka menciptakan keragaman budaya dan bahasa pada masyarakat lokal yang disinggahinya dalam tempo cepat yakni 3.500 sampai 5.000 tahun lampau. Kini rumpun Austronesia menempati separuh muka bumi.
Para peneliti AS menyatakan bahwa Atlantis adalah Indonesia. Mereka berpendapat bahwa dulunya Atlantis adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land, suatu pulau dimana kini ditempati Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.
Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Umar Anggara Jenny, mengatakan bahwa sebuah simposium internasional mengenai Benua Atlantis yang diadakan di Solo menghasilkan sebuah hipotesis bahwa penduduk Pulau Natuna-Riau memiliki gen yang mirip dengan bangsa Austronesia tertua. Bangsa Austronesia tertua diyakini sebagai penghuni Benua Atlantis. Hipotesa bahwa Indonesia adalah Atlantis masa kini masih menjadi perdebatan para ahli.
Lebih lanjut Umar mengatakan bahwa dalam dua dekade terakhir diperoleh banyak temuan penting mengenai penyebaran dan asal usul manusia. Salah satu temuan penting ini adalah hipotesa adanya sebuah pulau besar di Laut Cina Selatan yang tenggelam setelah zaman es.
Umar mengatakan, dominasi Austronesia sebagai rumpun bahasa besar merupakan sebuah fenomena penting dalam sejarah manusia. Rumpun ini memiliki sebaran yang paling luas, mencakup lebih dari 1.200 bahasa yang tersebar dari Madagaskar hingga Pulau Paskah. Bahasa tersebut kini dituturkan oleh lebih dari 300 juta orang.
Pertanyaannya adalah, dari mana asal-usul Bangsa Austronesia? Mengapa wilayah penyebarannya begitu meluas dan cepat yakni dalam 3500-5000 tahun yang lalu? Bagaimana cara mereka beradaptasi sehingga memiliki keragaman budaya yang tinggi, tutur Umar.
Salah satu teori, menurut Harry Truman, Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), menyatakan bahwa penutur bahasa Austronesia berasal dari Sunda Land yang tenggelam di akhir zaman es. Populasi proto-Austronesia menyebar hingga ke Asia daratan hingga ke Mesopotamia, mempengaruhi penduduk lokal dan mengembangkan peradaban. ”Tapi ini masih diperdebatan," lanjutnya.
Bagi Anda yang ingin melihat foto-foto bawah laut yang diduga Benua Atlantis, Anda bisa mencarinya dengan bantuan Google Ocean. Google Ocean memungkinkan Anda untuk melihat gunung berapi bawah laut, menonton video tentang kehidupan laut yang eksotis, atau menikmati ekspedisi sejarah laut.
• beritaNEWS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar