Hari kelahiran W.S Rendra akan dicanangkan sebagai Hari Kebudayaan Nusantara oleh para seniman Kota Bandung.
Pencanangan tersebut akan dikukuhkan tanggal 7 November 2009 tanggal tersebut merupakan tanggal kelahiran W.S Rendra.
"Tanggal 7 November memiliki makna yang dalam bagi para seniman karena pada tanggal tersebut Rendra dilahirkan," ujar Salah Seorang Panitia Bandung Mengenang Rendra, Aat Soeratin di Bandung, Senin.
Menurutnya, pencanganan 7 November sebagai hari kebudayaan Nusantara berawal dari salah satu karya Rendra yang berjudul "Mempertimbangkan Tradisi".
"Dalam karyanya yang berbentuk esai tersebut mengatakan bahwa keberangkatan Seni seorang Rendra berakar kepada seni yang ada di lingkungan hidupnya," ujarnya.
Dia menambahkan, setelah tanggal tersebut dicanangkan sebagai Hari Kebudayaan Nusantara, pihaknya akan meminta kepada Pemerintah agar segera merealisasikan hal tersebut.
"Untuk masyarakat diliburkan atau tidak untuk memperingati hal tersebut untuk kita tidak masalah. Yang jelas, pada tanggal tersebut sudah diakui oleh pemerintah sebagai Hari Kebudayaan Nusantara, seperti hari-hari besar lainnya," katanya.
Dari semangat Rendra, lanjut Aat, hari tersebut diharapkan bisa menjadi satu hari dimana energi budaya terkumpul dan berdasar pada kemanusiaan, perdamaian dan kecendikiaan untuk setiap harinya agar manusia bertindak dengan landasan kebudayaan.
Dalam Bandung Mengenang Rendra juga sebanyak 15 Seniman Bandung akan memamerkan karya seni rupa untuk mengenang 100 hari wafatnya W.S Rendra.
"Rencananya pameran tersebut akan digelar di YPK jalan Naripan, Kota Bandung pada tanggal 28 Oktober 2009," ujar Koordinator Pameran Seni Rupa Bandung mengenang W.S Rendra, Bambang Subarnas, Senin di Bandung.
Menurutnya, lima belas seniman tersebut antara lain, Agus Zimo, Arman Jamparing, Dede Wahyudin, Deden Sambas, Diyanto, Genden Witonio, Harry Pochang, Hendrikus, Herry Dim, Irman Rahman, Isa Perkasa, Rahmat Jabaril, Rosid, Suaibun Ilyas dan Tisna Sanjaya.
"Karya yang akan dipamerkan ada tiga tema yakni lukisan, Fotography dan Instalasi," katanya.
Dia menambahkan, hingga saat ini karya yang sudah terkumpul sudah ada 30 karya yang meliputi ketiga tema tersebut.
"Pameran seni rupa tersebut terinspirasi terhadap naskah pidato karya Rendra ’Megatruh Kambuh’. Kegiatan ini terintegrasi senirupa kontemporer," ungkapnya.
• kompas.com
Pencanangan tersebut akan dikukuhkan tanggal 7 November 2009 tanggal tersebut merupakan tanggal kelahiran W.S Rendra.
"Tanggal 7 November memiliki makna yang dalam bagi para seniman karena pada tanggal tersebut Rendra dilahirkan," ujar Salah Seorang Panitia Bandung Mengenang Rendra, Aat Soeratin di Bandung, Senin.
Menurutnya, pencanganan 7 November sebagai hari kebudayaan Nusantara berawal dari salah satu karya Rendra yang berjudul "Mempertimbangkan Tradisi".
"Dalam karyanya yang berbentuk esai tersebut mengatakan bahwa keberangkatan Seni seorang Rendra berakar kepada seni yang ada di lingkungan hidupnya," ujarnya.
Dia menambahkan, setelah tanggal tersebut dicanangkan sebagai Hari Kebudayaan Nusantara, pihaknya akan meminta kepada Pemerintah agar segera merealisasikan hal tersebut.
"Untuk masyarakat diliburkan atau tidak untuk memperingati hal tersebut untuk kita tidak masalah. Yang jelas, pada tanggal tersebut sudah diakui oleh pemerintah sebagai Hari Kebudayaan Nusantara, seperti hari-hari besar lainnya," katanya.
Dari semangat Rendra, lanjut Aat, hari tersebut diharapkan bisa menjadi satu hari dimana energi budaya terkumpul dan berdasar pada kemanusiaan, perdamaian dan kecendikiaan untuk setiap harinya agar manusia bertindak dengan landasan kebudayaan.
Dalam Bandung Mengenang Rendra juga sebanyak 15 Seniman Bandung akan memamerkan karya seni rupa untuk mengenang 100 hari wafatnya W.S Rendra.
"Rencananya pameran tersebut akan digelar di YPK jalan Naripan, Kota Bandung pada tanggal 28 Oktober 2009," ujar Koordinator Pameran Seni Rupa Bandung mengenang W.S Rendra, Bambang Subarnas, Senin di Bandung.
Menurutnya, lima belas seniman tersebut antara lain, Agus Zimo, Arman Jamparing, Dede Wahyudin, Deden Sambas, Diyanto, Genden Witonio, Harry Pochang, Hendrikus, Herry Dim, Irman Rahman, Isa Perkasa, Rahmat Jabaril, Rosid, Suaibun Ilyas dan Tisna Sanjaya.
"Karya yang akan dipamerkan ada tiga tema yakni lukisan, Fotography dan Instalasi," katanya.
Dia menambahkan, hingga saat ini karya yang sudah terkumpul sudah ada 30 karya yang meliputi ketiga tema tersebut.
"Pameran seni rupa tersebut terinspirasi terhadap naskah pidato karya Rendra ’Megatruh Kambuh’. Kegiatan ini terintegrasi senirupa kontemporer," ungkapnya.
• kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar