23 Oktober 2009

Inilah Sebab Kenapa Orang Bisa Berfikir Radikal (Sudut Pandang Sosiologi)

Fakta lapangan gerakan dan jaringan radikalisme Islam telah lama menyusup ke SMU dan kampus-kampus di Indonesia. Bagiamana dari sudut pandang sosiolog?

Sosiolog Universitas Indonesia A Hanief Saha Ghafur mengatakan radikalisme ada di mana saja. Menurutnya anak muda memiliki sikap radikal itu bagus, karena dia berarti memiliki karakter atau prinsip.


Yang menjadi persoalan jangan sampai sikap radikal ini menjadi esktrem. "Radikal good, tapi radikal extreme, not good," sebutnya.


Radikalisme yang esktrem bisa timbul karena beberapa faktor. Salah satunya karena ada ruang tafsir. Tafsir yang menutup ruang komunikasi atau dialog dengan yang lain atau lingkungan, menyebabkan paham yang eksklusif dan ekstrem. Kondisi ini menyebabkan yang bersangkutan merasa berbeda dengan yang lain, sehingga timbul sikap merasa paling benar, dan bahkan yang paling salah.


Dalam konteks radikalisme Islam, Hanief menyebutkan ada ruang tafsir antara anak muda sebagai subjek dan Alquran sebagai objek.


"Antara subjek dan objek ini ada ruang tafsir, subjeknya itu anak muda dan objeknya Alquran. Maka jika ruang tafsirnya makin sempit akibatnya jadi radikal yang ekstrem. Tapi jika tafsir dibuka lebih luas, maka tetap radikal atau kritis tapi tidak ekstrem," paparnya.


Mengenai anak muda yang dicuci otaknya dengan tujuan melakukan perbuatan jahat, Hanief menegaskan kondisi ini bisa dianggap seperti mata kuda dan tak ada ruang tafsir yang lainnya.


Kelompok ekstrem ini membuat penafsiran kepada orang lain. Menilai yang lain salah, dan dirinya yang benar sehingga menyuruh yang ada di luar kelompok untuk hijrah ke kelompoknya.

Untuk menyikapinya, menurut Hanief, perlu ada susuatu yang membuat orang berpikir lebih moderat (moderasi) sehingga dapat membuka ruang tafsir yang lebih luas.

Dalam hal ini, negara harus turun tangan melakukan upaya deradikalisasi, bukan hanya membunuh para pelaku seperti saat menangani kelompok teroris.


"Libatkan ulama, organisasi massa yang punya kapablitas untuk melakukan deredikalisasi. Libatkan mereka yang bisa mengemong kalangan muda yang rawan menjadi target," pungkasnya.



• Okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar