Kreasi terbaru siswa sekolah yang berada di Jalan Majapahit, Sidoarjo, ini adalah refresing helm atau helm oksigen untuk polisi lalu lintas (polantas).
Hasil kreasi siswa ini, menyabet predikat pemenang dalam National Young Innovator Awards (NYAI) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu pekan lalu.
Bukan hanya penghargaan yang ingin diraih dengan menciptakan helm refresing oksigen ini. Namun, manfaat helm itu bagi manusia yang bisa digunakan dibeberapa kondisi.
Selain, bisa untuk mencegah polusi dan cocok digunakan untuk polantas, helm ini bisa digunakan untuk petugas PMK saat memadamkan api dan orang yang menderita asma.
Dua pelajar SMAMDA yang menoreh catatan manis dan mengharumkan nama Sidoarjo kali ini adalah Agus Arif Rahman dan Edwin Aditya Herbanu. Keduanya pelajar kelas 12 (kelas 3) IPA. Mereka keluar sebagai pemenang dalam kategori teknologi tepat guna dengan buah karyanya berupa refreshing helm.
Untuk membuat helm oksigen, tidaklah butuh biaya besar. Agus dan Edwin yang tergabung dalam Klub Rekayasa Teknologi SMAMDA, tidak membutuhkan biaya besar. Bahan bakunya berupa helm SNI yang dibeli seharga Rp165 ribu.
Mereka kemudian merangkai helm itu, ditambah, plat besi untuk tempat tabung oksigen dan tabung oksigen. Selanjutnya, sensor yang bisa secara otomatis menyuplai oksigen bagi pemakainya ketika pemakai membutuhkan oksigen.
"Untuk merakit helm ini membutuhkan waktu sekitar satu seminggu. Biaya yang kita keluarkan menghabiskan dana sekitar Rp1,5 juta," urai Agus Arif Rahman, sambil memeragakan cara memakai helm ini.
Dua siswa kelas 12 IPA ini kompak mengaku, kalau dibuatnya helm oksigen itu karena kerja tim. Helm itu, tinggal menyempurnakan saja. Karena, masih banyak kekurangan, salah satunya ketika berada ditempat panas, karena tabung oksigen ada ukuran tingkat panas tertentu.
"Dulunya helm ini buah karya kakak kelas kami, tapi kondisinya belum seperti sekarang. Kita rombak lagi agar bisa dimanfaatkan untuk beberapa kondisi. Helm ini cocok digunakan untuk polantas yang sehari-hari sering berada di lapangan dan bersentuhan langsung dengan polusi," ujar Edwin.
Agar mudah digunakan sesuai keinginan pemilik, helm ini dilengkapi dengan tombol manual dan otomatis. Untuk tombol manual, oksigen bisa dihirup sesuai keinginan yang memakai. Sedangkan untuk penggerak motorik (otomatis), akan berfungsi jika oksigen disekitar kita di bawah 20 persen.
Bukan hanya itu, helm oksigen ini juga cocok dibuat untuk pembalap dan pengendara sepeda motor. "Sekarang ini kan banyak polusi, jadi helm ini cocok digunakan saat berkendara," imbuh Agus Arif Rahman.
Yudhi Triwibowo, pembina klub rekayasa teknologi SMAMDA, mengatakan helm ini akan dipatenkan. Dia sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah. Karena bagaimanapun, hasil karya siswa harus dihargai.
"Harapan kami ke depan, helm ini bisa digunakan untuk kalangan luas. Kami akan menyempurnakan helm refresing ini agar lebih bermanfaat," papar Yudhi yang juga menjadi pembina klub robotic SMAMDA Sidoarjo.
Kepala Sekolah SMAMDA Sidoarjo, Hidayatullah mengatakan, dalam NYIA itu sekolahnya mengirimkan empat tim. Dari empat tim itu, yang lolos ke final hanya satu tim saja yakni Agus Arif Rahman dan Edwin Aditya Herbanu.
Refreshing helm yang dibawa dalam lomba yang diikuti pelajar SMP dan SMA se-Indonesia itu merupakan penyempurnaan helm oksigen yang baru-baru ini memenangkan lomba cipta elektronika nasional yang digelar di ITS Tahun 2008.
Setelah memenangkan lomba di ITS, lanjut Hidayatullah, muridnya berusaha menyempurnakan helm yang kala itu disebut helm oksigen. Setelah disempurnakan, helm itu diberi nama refreshing helm. "Kedepan, kami berkeinginan helm ini diedarkan secara luas kalau sudah dipatenkan," ujarnya.
Hidayatullah menambahkan, helm ini bisa menyuplai pemakainya ketika kekurangan oksigen. Sehingga cocok untuk petugas PMK, pembalap, dan siapa saja yang berada di cuaca yang rentan kekurangan oksigen.
Bagaimana teman-teman? Sungguh kreatif bukan ? :)
• Okezone.com
Hasil kreasi siswa ini, menyabet predikat pemenang dalam National Young Innovator Awards (NYAI) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu pekan lalu.
Bukan hanya penghargaan yang ingin diraih dengan menciptakan helm refresing oksigen ini. Namun, manfaat helm itu bagi manusia yang bisa digunakan dibeberapa kondisi.
Selain, bisa untuk mencegah polusi dan cocok digunakan untuk polantas, helm ini bisa digunakan untuk petugas PMK saat memadamkan api dan orang yang menderita asma.
Dua pelajar SMAMDA yang menoreh catatan manis dan mengharumkan nama Sidoarjo kali ini adalah Agus Arif Rahman dan Edwin Aditya Herbanu. Keduanya pelajar kelas 12 (kelas 3) IPA. Mereka keluar sebagai pemenang dalam kategori teknologi tepat guna dengan buah karyanya berupa refreshing helm.
Untuk membuat helm oksigen, tidaklah butuh biaya besar. Agus dan Edwin yang tergabung dalam Klub Rekayasa Teknologi SMAMDA, tidak membutuhkan biaya besar. Bahan bakunya berupa helm SNI yang dibeli seharga Rp165 ribu.
Mereka kemudian merangkai helm itu, ditambah, plat besi untuk tempat tabung oksigen dan tabung oksigen. Selanjutnya, sensor yang bisa secara otomatis menyuplai oksigen bagi pemakainya ketika pemakai membutuhkan oksigen.
"Untuk merakit helm ini membutuhkan waktu sekitar satu seminggu. Biaya yang kita keluarkan menghabiskan dana sekitar Rp1,5 juta," urai Agus Arif Rahman, sambil memeragakan cara memakai helm ini.
Dua siswa kelas 12 IPA ini kompak mengaku, kalau dibuatnya helm oksigen itu karena kerja tim. Helm itu, tinggal menyempurnakan saja. Karena, masih banyak kekurangan, salah satunya ketika berada ditempat panas, karena tabung oksigen ada ukuran tingkat panas tertentu.
"Dulunya helm ini buah karya kakak kelas kami, tapi kondisinya belum seperti sekarang. Kita rombak lagi agar bisa dimanfaatkan untuk beberapa kondisi. Helm ini cocok digunakan untuk polantas yang sehari-hari sering berada di lapangan dan bersentuhan langsung dengan polusi," ujar Edwin.
Agar mudah digunakan sesuai keinginan pemilik, helm ini dilengkapi dengan tombol manual dan otomatis. Untuk tombol manual, oksigen bisa dihirup sesuai keinginan yang memakai. Sedangkan untuk penggerak motorik (otomatis), akan berfungsi jika oksigen disekitar kita di bawah 20 persen.
Bukan hanya itu, helm oksigen ini juga cocok dibuat untuk pembalap dan pengendara sepeda motor. "Sekarang ini kan banyak polusi, jadi helm ini cocok digunakan saat berkendara," imbuh Agus Arif Rahman.
Yudhi Triwibowo, pembina klub rekayasa teknologi SMAMDA, mengatakan helm ini akan dipatenkan. Dia sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah. Karena bagaimanapun, hasil karya siswa harus dihargai.
"Harapan kami ke depan, helm ini bisa digunakan untuk kalangan luas. Kami akan menyempurnakan helm refresing ini agar lebih bermanfaat," papar Yudhi yang juga menjadi pembina klub robotic SMAMDA Sidoarjo.
Kepala Sekolah SMAMDA Sidoarjo, Hidayatullah mengatakan, dalam NYIA itu sekolahnya mengirimkan empat tim. Dari empat tim itu, yang lolos ke final hanya satu tim saja yakni Agus Arif Rahman dan Edwin Aditya Herbanu.
Refreshing helm yang dibawa dalam lomba yang diikuti pelajar SMP dan SMA se-Indonesia itu merupakan penyempurnaan helm oksigen yang baru-baru ini memenangkan lomba cipta elektronika nasional yang digelar di ITS Tahun 2008.
Setelah memenangkan lomba di ITS, lanjut Hidayatullah, muridnya berusaha menyempurnakan helm yang kala itu disebut helm oksigen. Setelah disempurnakan, helm itu diberi nama refreshing helm. "Kedepan, kami berkeinginan helm ini diedarkan secara luas kalau sudah dipatenkan," ujarnya.
Hidayatullah menambahkan, helm ini bisa menyuplai pemakainya ketika kekurangan oksigen. Sehingga cocok untuk petugas PMK, pembalap, dan siapa saja yang berada di cuaca yang rentan kekurangan oksigen.
Bagaimana teman-teman? Sungguh kreatif bukan ? :)
• Okezone.com
mangtaf !! . Kayak ini nih yang patut ditiru. Jangan cuman isanya brantem doang. Nice inpo gan
BalasHapushebat juga yah anak2 ini, kepikiran aja, calon generasi penerus bangsa yang baik.
BalasHapus