Gurihnya mie goreng khas Indonesia ternyata terkenal hingga ke Chile.
Para mahasiswa dan dosen suatu universitas di negeri Amerika Latin itu bahkan meminta agar perwakilan dari Indonesia bisa mengisi salah satu mata kuliah pada jurusan tata boga di kampus mereka.
Kesan itu muncul dalam acara demonstrasi kuliner masakan Indonesia yang diikuti para civitas akademika DUOC-UC del Pontificia Universidad Católica de Chile. Selama 14-16 Oktober 2009, ratusan mahasiswa dan dosen membaur dengan pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Santiago dalam acara "Semana Asia Pacífico" (Pekan Asia Pasifik).
Dalam acara yang berlangsung di kampus yang berlokasi di kaki bukit San Carlos de Apoquindo, Santiago, para pengunjung sangat antusias menyimak racikan mie goreng yang dibuat oleh ibu-ibu Dharma Wanita KBRI dalam demo memasak masakan yang sangat populer di Indonesia ini.
“Kegiatan seperti ini merupakan bentuk upaya nyata guna memperkenalkan Indonesia yang mungkin belum banyak dikenal di Chile, sekaligus mempromosikan peningkatan hubungan bilateral” kata Duta Besar Indonesia, Ibrahim Ambong, seperti yang diungkapkan oleh KBRI Santiago. Negara-negara Asia yang juga berpartisipasi dalam program ini yaitu Thailand, Malaysia dan China.
Kalangan kampus juga mendapat kesempatan untuk menikmati tayangan kekayaan wisata alam Indonesia, tari Pendet dan Jaipong serta halusnya koleksi kain Batik. “Hubungan antar warga negara (people-to-people contact) seringkali menjadi sarana yang lebih efektif dari sekedar hubungan antar pemerintah dalam upaya mendekatkan hubungan dua negara”, lanjut Ambong.
Dinamisnya gerakan Jaipongan dari Jawa Barat dan liukan khas Tari Pendet yang diiringi gamelan Bali sangat menarik perhatian dan entusiasme pengujung serta pujian khusus datang dari mahasiswa dan dosen Jurusan Pariwisata.
Bahkan, di antara para mahasiswa, ternyata ada yang mengikuti isu tentang polemik tari Pendet antara Indonesia dan Malaysia. Namun dengan pengakuan Batik sebagai warisan budaya non-benda oleh UNESCO beberapa waktu lalu, mereka yakin bahwa Tari Pendet memang juga warisan budaya Indonesia.
Sementara itu, Ana Maria Gonzalez, Deputi Direktur Bidang Akademik menyampaikan minat Kampus DUOC-UC untuk melanjutkan program kerjasama serupa dengan KBRI Santiago, terutama bagi mahasiswa baru dalam rangka memperluas wawasan mereka sebelum terjun ke dunia kerja nyata, khususnya di bidang pariwisata.
Kampus yang memiliki nama lengkap DUOC-UC del Pontificia Universidad Católica de Chile ini merupakan suatu institusi pendidikan swasta nirlaba yang memiliki misi menciptakan sumber daya manusia yang beretika profesional dan sebagai lembaga keagamaan Katolik, secara aktif terus terlibat dalam pemajuan pendidikan di Chile.
• VIVAnews
Para mahasiswa dan dosen suatu universitas di negeri Amerika Latin itu bahkan meminta agar perwakilan dari Indonesia bisa mengisi salah satu mata kuliah pada jurusan tata boga di kampus mereka.
Kesan itu muncul dalam acara demonstrasi kuliner masakan Indonesia yang diikuti para civitas akademika DUOC-UC del Pontificia Universidad Católica de Chile. Selama 14-16 Oktober 2009, ratusan mahasiswa dan dosen membaur dengan pejabat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Santiago dalam acara "Semana Asia Pacífico" (Pekan Asia Pasifik).
Dalam acara yang berlangsung di kampus yang berlokasi di kaki bukit San Carlos de Apoquindo, Santiago, para pengunjung sangat antusias menyimak racikan mie goreng yang dibuat oleh ibu-ibu Dharma Wanita KBRI dalam demo memasak masakan yang sangat populer di Indonesia ini.
“Kegiatan seperti ini merupakan bentuk upaya nyata guna memperkenalkan Indonesia yang mungkin belum banyak dikenal di Chile, sekaligus mempromosikan peningkatan hubungan bilateral” kata Duta Besar Indonesia, Ibrahim Ambong, seperti yang diungkapkan oleh KBRI Santiago. Negara-negara Asia yang juga berpartisipasi dalam program ini yaitu Thailand, Malaysia dan China.
Kalangan kampus juga mendapat kesempatan untuk menikmati tayangan kekayaan wisata alam Indonesia, tari Pendet dan Jaipong serta halusnya koleksi kain Batik. “Hubungan antar warga negara (people-to-people contact) seringkali menjadi sarana yang lebih efektif dari sekedar hubungan antar pemerintah dalam upaya mendekatkan hubungan dua negara”, lanjut Ambong.
Dinamisnya gerakan Jaipongan dari Jawa Barat dan liukan khas Tari Pendet yang diiringi gamelan Bali sangat menarik perhatian dan entusiasme pengujung serta pujian khusus datang dari mahasiswa dan dosen Jurusan Pariwisata.
Bahkan, di antara para mahasiswa, ternyata ada yang mengikuti isu tentang polemik tari Pendet antara Indonesia dan Malaysia. Namun dengan pengakuan Batik sebagai warisan budaya non-benda oleh UNESCO beberapa waktu lalu, mereka yakin bahwa Tari Pendet memang juga warisan budaya Indonesia.
Sementara itu, Ana Maria Gonzalez, Deputi Direktur Bidang Akademik menyampaikan minat Kampus DUOC-UC untuk melanjutkan program kerjasama serupa dengan KBRI Santiago, terutama bagi mahasiswa baru dalam rangka memperluas wawasan mereka sebelum terjun ke dunia kerja nyata, khususnya di bidang pariwisata.
Kampus yang memiliki nama lengkap DUOC-UC del Pontificia Universidad Católica de Chile ini merupakan suatu institusi pendidikan swasta nirlaba yang memiliki misi menciptakan sumber daya manusia yang beretika profesional dan sebagai lembaga keagamaan Katolik, secara aktif terus terlibat dalam pemajuan pendidikan di Chile.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar