Laut Kepulauan Seribu sepertinya tak pernah lepas dari pencemaran. Kali ini, tarball atau gumpalan minyak mentah mencemari sekeliling pantai Pulau Pramuka.
Akibatnya, banyak ikan mati dan pohon bakau (mangrove) yang ditanam di bibir pantai pun terancam rusak.
Untuk itu, warga meminta agar tarball itu segera dibersihkan. Sebab, bila dibiarkan, bakal lebih banyak lagi kerugian yang diderita akibat tarball itu.
”Kami meminta agar tarball ini dibersihkan, apalagi melihat dampak yang ditimbulkan sangat berbahaya bagi kelangsungan ekosistem laut dan tanaman bakau,” kata Salim (51), Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Kepulauan Seribu, di Pulau Pramuka, Senin (2/11).
Menurut dia, pencemaran tarball yang terjadi ini merupakan yang ketiga kalinya dalam tahun ini. Untuk itu, dia berharap pemerintah kabupaten bertindak tegas dengan meminta pertanggungjawaban pelaku pencemaran.
”Selama ini, kasus pencemaran tidak pernah tuntas sehingga wajar jika pelaku seenaknya melakukan hal yang sama,” ujar Salim.
Gumpalan minyak mentah berwarna hitam pekat itu terdapat di sekeliling pantai Pulau Pramuka. Akibatnya, ikan dan sejumlah biota laut ikut mati terdampar. Kini, gumpalan itu mulai mencair dan mengotori pasir pantai, diperkirakan ikan yang mati jumlahnya mencapai puluhan ton.
”Banyak sekali, mungkin puluhan ton, sejak pagi sudah puluhan karung saya kumpulkan,” ujar pria yang didaulat sebagai penerima Kalpataru karena kepedulian terhadap lingkungan ini.
• kompas.com
Akibatnya, banyak ikan mati dan pohon bakau (mangrove) yang ditanam di bibir pantai pun terancam rusak.
Untuk itu, warga meminta agar tarball itu segera dibersihkan. Sebab, bila dibiarkan, bakal lebih banyak lagi kerugian yang diderita akibat tarball itu.
”Kami meminta agar tarball ini dibersihkan, apalagi melihat dampak yang ditimbulkan sangat berbahaya bagi kelangsungan ekosistem laut dan tanaman bakau,” kata Salim (51), Ketua Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Kepulauan Seribu, di Pulau Pramuka, Senin (2/11).
Menurut dia, pencemaran tarball yang terjadi ini merupakan yang ketiga kalinya dalam tahun ini. Untuk itu, dia berharap pemerintah kabupaten bertindak tegas dengan meminta pertanggungjawaban pelaku pencemaran.
”Selama ini, kasus pencemaran tidak pernah tuntas sehingga wajar jika pelaku seenaknya melakukan hal yang sama,” ujar Salim.
Gumpalan minyak mentah berwarna hitam pekat itu terdapat di sekeliling pantai Pulau Pramuka. Akibatnya, ikan dan sejumlah biota laut ikut mati terdampar. Kini, gumpalan itu mulai mencair dan mengotori pasir pantai, diperkirakan ikan yang mati jumlahnya mencapai puluhan ton.
”Banyak sekali, mungkin puluhan ton, sejak pagi sudah puluhan karung saya kumpulkan,” ujar pria yang didaulat sebagai penerima Kalpataru karena kepedulian terhadap lingkungan ini.
• kompas.com
ternyata karena gumpalan minyak yah
BalasHapusElever Media Indonesia