09 Oktober 2009

Inilah 'Akhir' dari Penerus Noordin M Top

Inilah akhir dari penerus Noordin M Top dan berikut merupakan ulasan singkat mengenai profil tersangka teroris Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad.

Tersangka teroris Syaifudin Zuhri bin Djaelani Irsyad ini telah diburu oleh Detasemen 88 Antiteror Polri sejak ledakan bom yang mengguncang Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton 17 Juli lalu.

Zuhri merupakan perekrut pengantin (istilah untuk pelaku bom bunuh diri) Dani Dwi Permana (18) dan Ikhwan Maulana alias Nana (28).


Pria dengan tinggi 165 sentimeter ini pernah tinggal di Perumahan Telaga Kahuripan Candraloka RT 003 RW 010, Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Menurut penuturan warga sekitar, Zuhri menempati rumah yang berlokasi di Blok CC nomor 6 sejak tahun 2006.


Karena kepintarannya dalam bidang agama, Zuhri ditunjuk sebagai Imam Masjid As Surur yang tak jauh dari kediamannya. Di tempat inilah anak keenam dari delapan bersaudara ini pertama kali bertemu Dani dan Nana yang kerap bertandang untuk mengikuti pengajian.


Untuk memperdalam pengaruh ajarannya, Syaifuddin tak segan mengajak pemuda setempat untuk berkemah di luar kota.


Sebelum aksi teror di Hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton, Zuhri dengan tekun mendampingi Dani dan Nana untuk survei lokasi peledakan. Sosok Zuhri terlihat dalam rekaman yang tersimpan dalam komputer jinjing Noordin M Top yang disita polisi dalam penyergapan di Solo 17 September 2009.


Dalam rekaman tertanggal 21 Juni 2009 pukul 07.30 WIB itu tampak Dani dan Nana sedang pura-pura berolahraga di depan Hotel Ritz-Carlton. Mereka bercakap-cakap dan bercanda dengan si pengambil gambar yang tak lain adalah Syaifudin Zuhri.


Zuhri kembali mendatangi lokasi tersebut bersama Dani dan Nana tanggal 28 Juni 2009 pukul 17.40 WIB.


Sejumlah pengamat meyakini, Syaifudin Zuhri kandidat terkuat untuk menggantikan posisi Noordin M Top yang tewas ditembak polisi di Solo. Pasca-ledakan bom Juli lalu, Zuhri menghilang bersama Mohamad Syahrir, kakak kandungnya. Mereka kemudian dinyatakan masuk daftar pencarian orang oleh polisi.


Mohamad Syahrir alias Aing kelahiran Jakarta 25 Juni 1968. Aing beralamat di Komplek Garuda Blok C1 No 6 RT 06 RW 16 Kampung Melayu Teluk Naga, Tangerang. Sementara orang tua mereka tinggal di Jalan Giring-Giring II/104, Sukmajaya, Depok.


Aing memiliki keahlian spesifik dalam bidang mesin pesawat. Dia merepakan teknisi pesawat yang tergabung dalam Ikatan Teknisi Pesawat Udara Indonesia. Pria berumur 41 tahun ini tercatat sebagai lulusan STM Penerbangan Jakarta tahun 1988 dan pernah bekerja di maskapai Garuda Indonesia dan Adam Air serta Air Effatha.


Mohamad Syahrir adalah anak ketiga dari delapan bersaudara. Saudara-saudaranya yang lain ialah Dermo (46), Anugrah (43), Sabil Kurniawan (38), Sucihani (35), Syaifudin (32), Subhi (26), dan Eri (23).


Aksi teror Juli lalu tak hanya melibatkan dua bersaudara ini. Mereka turut mengajak ipar mereka, Ibrohim yang tewas dalam penggerebekan di Temanggung. Ibrahim berprofesi sebagai penata bunga (florist) di Hotel Ritz Carlton. Sebelumnya, pria yang aktif di Jamaah Islamiyah (JI) sejak tahun 2000 itu juga pernah bekerja di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Selatan.


Namun, sepak terjang mereka berakhir hari ini di Kelurahan Cempaka Putih, Jalan Ciputat Raya, Tangerang Selatan, Banten. Keduanya tewas ditembak pasukan Densus 88 Polri.



• Okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar