24 Oktober 2009

Katak Barbourula Kalimantanensis, Spesies Katak Tanpa Paru-paru !

Katak langka tanpa paru-paru yang hidup di hutan Kalimantan berhasil didokumentasikan di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, Kalimantan Barat.

Spesies bernama Barbourula kalimantanensis yang memiliki habitat asli di Indonesia, Brasil, Filipina ini pernah dinyatakan punah pada 1978.


Namun, beberapa waktu yang lalu katak tersebut kembali ditemukan di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, tepatnya di Sungai Ela, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Demikian disampaikan Kepala Balai TN Bukit Baka-Bukit Raya Erwin Effendy, di Pontianak.


"Pada Maret 2008 , tim kami yang membuat film dokumenter tentang TN Bukit Baka-Bukit Raya, kembali menemukan katak itu," kata Erwin. Katak Barbourula ini memiliki ukuran kira-kira hanya sebesar ibu jari tangan orang dewasa. Untuk yang jenis jantan ukurannya sekitar 66 milimeter, sedangkan untuk yang betina berukuran sekitar 77 milimeter. Kulit tubuh katak ini memiliki motif totol-totol.


Katak ini pertama kali ditemukan pada 1978 oleh Prof Dr Djoko Tjahjono Iskandar yang merupakan pakar herpetofauna, ampibi, dan reptil dari Departemen Biologi, Institut Teknologi Bandung. Dua spesimen katak temuannya saat itu disimpannya sebagai koleksi.


Barbourula baru diketahui tidak memiliki paru-paru saat Djoko dan tim peneliti yang melibatkan ahli biologi David Bickford dari Universitas Nasional Singapura kembali menemukan katak itu di TN Bukit Baka-Bukit Raya tahun 2007.

Kali ini mereka melakukan penyayatan rutin dan memastikan tidak menemukan pary-paru pada tubuh katak tersebut. Laporan yang dimuat dalam Jurnal Current Biology edisi 6 Mei menyebutkan katak itu sangat istimewa karena tidak memiliki paru-paru dan bernapas melalui pori-pori kulitnya.


Menurut Erwin, Barbourula sangat sensitif terhadap perubahan ekosistem. Jika air sungai yang menjadi tempat hidupnya itu keruh, katak tersebut bisa mati. Karenanya, ia berharap seluruh lapisan masyarakat yang bersinggungan dengan Sungai Ela dan TN BB-BR, menjaga kelestarian alam di sana agar Barbourula yang menjadi kekayaan hayati bangsa bisa diselamatkan dari kepunahan.



• KOMPAS.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar