Penunjukkan Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih mengundang kontroversi.
Bayang-bayang kedekatan dengan dengan Namru (The US Naval Medical Reseach Unit Two) atau Unit 2 Pelayanan Medis Angkatan Laut, membayangi.
Adalah Menkes lama Siti Fadilah Supari yang menyampaikan keterkejutannya. Ia tersentak karena Endang dipilih SBY sebagai Menkes baru.
"Ibu Endang ini adalah orang yang paling dekat dengan Namru diantara dengan semua pegawai Depkes," ujar Siti Fadilah.
Seperti diketahui, Naval Medical Research Unit 2 (Namru 2) adalah unit kesehatan angkatan laut Amerika yang berada di Indonesia untuk mengadakan berbagai penelitian mengenai penyakit menular.
Laboratorium Namru berada di kompleks Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan di Jalan Percetakan Negara, Jakarta.
Siti Fadilah Supari telah melarang semua rumah sakit di Indonesia untuk mengirimkan sampel virus flu burung ke laboratorium Namru. Sebab, kontrak kerjasama dengan Namru telah berakhir sejak Desember 2005.
Dalam bukunya yang berjudul 'Saatnya Dunia Berubah', Siti Fadilah Supari menyoroti WHO dan negara asing lainnya memanfaatkan sampel virus flu burung Indonesia untuk dibuat vaksin, yang selanjutnya dijual ke Indonesia dengan harga mahal.
Siti Fadilah Supari juga mengaku sempat memutasi Endang. Alasannya, “Ibu Endang pernah membawa virus flu burung tanpa sepengetahuan kami.” Akhirnya Endang duduk sebagai eselon II tanpa jabatan.
Banyak pihak mencurigai keberadaan Namru menjadi sarana kegiatan intelijen AS dengan berkedok riset. Pada 16 Oktober 2009, pemerintah secara resmi menghentikan kerjasama dengan Naval Medical Research Unit 2 (Namru). Penghentian kerjasama ditandai dengan sebuah surat.
"Dengan hormat, pemerintah Republik Indonesia menyatakan pemberhentian kerjasama," demikian isi surat Siti Fadilah kepada Duta Besar Amerika Serikat, Cameron Hume.
Menanggapi tuduhan itu, Endang bersikap diplomatis. Dia mengatakan akan tetap bekerjasama dengan Amerika untuk bidang kesehatan. "Tapi bukan dengan Namru. Kami akan lihat nanti bentuk apa yang sesuai," kata Endang dalam jumpa pers, Kamis 22 Oktober 2009.
Endang juga membantah informasi yang mengatakan bahwa dia menjual specimen virus flu burung ke luar negeri. "Apakah saya menjual specimen, tidak benar. Saya tidak menjual specimen," kata Endang.
• VIVAnews
Bayang-bayang kedekatan dengan dengan Namru (The US Naval Medical Reseach Unit Two) atau Unit 2 Pelayanan Medis Angkatan Laut, membayangi.
Adalah Menkes lama Siti Fadilah Supari yang menyampaikan keterkejutannya. Ia tersentak karena Endang dipilih SBY sebagai Menkes baru.
"Ibu Endang ini adalah orang yang paling dekat dengan Namru diantara dengan semua pegawai Depkes," ujar Siti Fadilah.
Seperti diketahui, Naval Medical Research Unit 2 (Namru 2) adalah unit kesehatan angkatan laut Amerika yang berada di Indonesia untuk mengadakan berbagai penelitian mengenai penyakit menular.
Laboratorium Namru berada di kompleks Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan di Jalan Percetakan Negara, Jakarta.
Siti Fadilah Supari telah melarang semua rumah sakit di Indonesia untuk mengirimkan sampel virus flu burung ke laboratorium Namru. Sebab, kontrak kerjasama dengan Namru telah berakhir sejak Desember 2005.
Dalam bukunya yang berjudul 'Saatnya Dunia Berubah', Siti Fadilah Supari menyoroti WHO dan negara asing lainnya memanfaatkan sampel virus flu burung Indonesia untuk dibuat vaksin, yang selanjutnya dijual ke Indonesia dengan harga mahal.
Siti Fadilah Supari juga mengaku sempat memutasi Endang. Alasannya, “Ibu Endang pernah membawa virus flu burung tanpa sepengetahuan kami.” Akhirnya Endang duduk sebagai eselon II tanpa jabatan.
Banyak pihak mencurigai keberadaan Namru menjadi sarana kegiatan intelijen AS dengan berkedok riset. Pada 16 Oktober 2009, pemerintah secara resmi menghentikan kerjasama dengan Naval Medical Research Unit 2 (Namru). Penghentian kerjasama ditandai dengan sebuah surat.
"Dengan hormat, pemerintah Republik Indonesia menyatakan pemberhentian kerjasama," demikian isi surat Siti Fadilah kepada Duta Besar Amerika Serikat, Cameron Hume.
Menanggapi tuduhan itu, Endang bersikap diplomatis. Dia mengatakan akan tetap bekerjasama dengan Amerika untuk bidang kesehatan. "Tapi bukan dengan Namru. Kami akan lihat nanti bentuk apa yang sesuai," kata Endang dalam jumpa pers, Kamis 22 Oktober 2009.
Endang juga membantah informasi yang mengatakan bahwa dia menjual specimen virus flu burung ke luar negeri. "Apakah saya menjual specimen, tidak benar. Saya tidak menjual specimen," kata Endang.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar