21 Oktober 2009

Penjara di Indonesia Masuk Dalam Salah Satu Daftar Penjara Terhoror oleh PBB ?

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mulai menyoroti perlakuan negara terhadap para tahanan di penjara-penjara. Indonesia jadi salah satu yang dipantau.

Pengacara hak asasi manusia sekaligus pelapor khusus PBB bidang penyiksaan dan perlakuan tak manusiawi, Manfred Nowak melaporkan adanya perlakuan tak wajar dan horor di penjara-penjara dunia.


Misalnya di Uruguay, laporan Nowak menyebutkan, narapidana tak ditempatkan di penjara sewajarnya melainkan di kotak kaleng kecil yang super panas.


Sementara tahanan anak-anak dan perempuan di Lagos, Nigeria, kata Nowak, kerap mengalami penyiksaan di penjara berupa tembakan di kaki narapidana atau membiarkan tahanan yang luka menderita tanpa pengobatan sama sekali.


Saat ini ada 10 juta penduduk bumi tinggal di balik sel. "Dugaan saya, mayoritas dari mereka berada dalam kondisi yang tak manusiawi," kata Nowak, seperti dimuat laman Canada.com, Rabu 21 Oktober 2009.


Masalah yang paling sering dihadapi, kata dia, adalah overkapasitas seperti di Georgia, Nepal, Srilanka, dan Togo.


Sedangkan di Indonesia dan Paraguay, tambah dia, tak hanya kurang mendapatkan makanan dan obat-obatan, tahanan bahkan dipaksa untuk membayar 'uang harian' untuk akomodasi yang mereka terima di dalam penjara.


Ditambahkan dia, sekitar 1 juta dari jumlah seluruh tahanan, adalah anak-anak, beberapa dari mereka masih berusia 9 -10 tahun. Tak ada perlakuan khusus pada tahanan anak-anak. Selama ditahan, beberapa dari mereka dicampur dengan tahanan dewasa, menjadikan mereka sasaran empuk penyiksaan.


Di Indonesia, Togo, dan Uruguay, laporan Nowak menyebut penyiksaan jasmani sering digunakan di dalam penjara untuk mendisiplinkan para tahanan anak-anak. Bahkan di Uruguay, Nowak menemukan seorang anak ditahan selama 22 jam di dalam ruangan tanpa toilet.


Sejumlah negara merespon positif laporan yang diajukan Nowak. Uruguay, misalnya, yang langsung berencana menutup penjarang kalengnya yang tak manusiawi. Sementara, Yordania dan Nigeria berjanji akan menutup penjara yang dilaporkan terjadi penyiksaan di sana.


Sementara, untuk penjara di negara-negara Arab, meski Nowak yakin kerap terjadi penyiksaan di dalamnya, dia tak punya bukti. Sebab, kecuali Yordania, negara-negara Arab yang lain menolak kunjungannya ke penjara-penjara mereka.


• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar